Protista Fotosintetik dalam Kehidupan Sehari-Hari

Habitat dan Cara Hidup
Protista fotosintetik sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, ganggang kita temui di daerah berair atau lembab dan di daerah perairan seperti laut, sungai, danau, atau teluk. Terkadang kita juga bisa menemukan ganggang tertentu di genangan air atau bahkan di kolam kamar mandi kita dan akuarium yang belum sempat dibersihkan. Namun umumnya jenis ganggang yang kita temukan di genangan air, di sawah, di air kolam, dan akuarium, merupakan ganggang mikro (mikroalga) dan sebagian besar merupakan ganggang uniseluler.
Protista fotosintetik ada yang hidup secara autotrof maupun heterotrof. Hidup secara autotrof artinya ia mampu memanfaatkan bahan anorganik dan cahaya matahari untuk menghasilkan zat organik sebagai makanannya, seperti pada tumbuhan. Protista fotosintetik dapat hidup dengan cara demikian dikarenakan memiliki pigmen fotosintesis (seperti yang telah dijelaskan dalam bab 2) sehingga ia dapat melakukan fotosintesis. Hidup secara heterotrof artinya ia memperoleh makanannya dari organisme lain. Walaupun ganggang memiliki klorofil maupun pigmen fotosintesis lain yang menyebabkan ganggang tersebut dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanannya, namun pada beberapa jenis protista fotosintetik, mereka mengalami siklus hidup di mana ada saatnya mereka menjadi organisme heterotrof ddengan menjadi parasit bagi makhluk hidup lainnya dan ada saat di mana mereka harus menggunakan klorofilnya untuk berfotosintesis serta memperoleh makanan. Hal ini dipengaruhi fase pertumbuhan pada siklus hidupnya maupun disebabkan pengaruh lingkungan.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, beberapa sub-bab di bawah ini akan menjelaskan tentang habitat dan cara hidup berbagai protista fotosintetik berdasarkan kelompoknya dalam sistem klasifikasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

§ Habitat dan Cara Hidup Euglenoid (Euglenophyta)
Euglenoid atau Euglenophyta hidup di perairan tawar, misalnya di kolam dan danau. Selain itu, ia dapat pula ditemukan di sawah, tanah basah dan tempat-tempat lembab.
Euglenoid dapat hidup dengan dua cara yaitu dengan cara melakukan aktivitas fotosintesis dan dengan memakan bahan organik yang tersedia di lingkungan sehingga ia disebut makhluk hidup fotoautotrof sekaligus heterotrof (miksotrof). Euglenoid, contohnya Euglena, hidup secara heterotrof dengan cara menyerap nutrien organik dari lingkungannya pada saat ia ditempatkan di tempat gelap. Namun beberapa spesies yang berkerabat dengan Euglena tidak memiliki kloroplas dan menelan makanan dengan cara fagositosis (Campbell, 2003: 126).
§ Habitat dan Cara Hidup Chrysophyta
Ganggang keemasan sebagian hidup di air tawar, meskipun ada yang di laut. Selain itu ia dapat ditemukan di tempat-tempat basah maupun di tanah yang lembab, misalnya di sawah, got, atau parit.
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memanfaatkan klorofilnya untuk berfotosintesis. Namun beberapa spesies adalah miksotrofik, yang menyerap senyawa organik yang terlarut atau menjulurkan pseudopodianya untuk menelan partikel makanan dan bakteri (Campbell, 2003: 141).

§ Habitat dan Cara Hidup Phaeophyta
Ganggang cokelat hampir semuanya hidup di laut, daerah sekitar pantai, atau daerah pasang surut. Namun alga ini khususnya sangat umum terdapat di sepanjang perairan pantai daerah beriklim sedang, yang airnya sejuk. Ganggang cokelat ada yang mengapung dan ada yang melekat pada karang atau batuan.
Phaeophyta hidup secara fotoautotrof. Fotosintesis terjadi di bagian yang mirip dengan daun tumbuhan tingkat tinggi, yang disebut blade. Hasil fotosintesis kemudian ditransportasikan ke bagian ganggang yang menyerupai batang tumbuhan tingkat tinggi, yang disebut stipe.
§ Habitat dan Cara Hidup Pyrrhophyta
Ganggang api kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil di perairan tawar. Ia dikenal sebagai penyusun utama fitoplankton di laut maupun di perairan tawar.
Sejumlah ganggang api, dalam hal ini dinoflagelata, hidup sebagai simbion mutualistik dengan hewan yang disebut cnidaria (ubur-ubur sengat) yang membangun terumbu karang. Ganggang api ada yang hidup secara fotoautotrof dan ada yang hidup secara heterotrof parasitik. Sejumlah dinoflagelata heterotrofik, seperti Pfiesteria piscicida, dapat menjadi autotrofik untuk sementara waktu dengan cara mengekstraksi kloroplas dari protista fotosintetik (Campbell, 2003: 132-133).
§ Habitat dan Cara Hidup Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, khususnya di laut tropika. Sebagian kecil hidup da air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak mengandung oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah ada yang hidup di laut tropika dalam, bahkan mencapai kedalaman 200 m. Contoh alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam yaitu Gelidium dan Gracillaria, sedangkan Euchema spinosum menyukai laut dangkal.
Alga merah umumnya bersifat autotrof, namun ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada alga merah lain.
§ Habitat dan Cara Hidup Chlorophyta
Chlorophyta sebagian besar hidup di air laut dan hanya sebagian kecil yang hidup di air tawar. Selain itu, Chlorophyta ada yang hidup melekat pada tanah yang basah, tembok yang lembab, pada batang tumbuhan lain bahkan juga ada yang hidup melekat pada tubuh hewan.
Ganggang hijau hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya dengan jamur membentuk lumut kerak atau lichen.

0 Response to "Protista Fotosintetik dalam Kehidupan Sehari-Hari"

Posting Komentar